Laman

Sabtu, 15 Juni 2013

Pre-Order Rainbow Hanya Rp. 38.515 Sampai 30 Juni 2013 ^_^

Banyak hal tak terduga dalam hidup ini, begitu juga dalam kisah-kisah kami. Pernahkah anda bayangkan bila True Love tak seperti dugaan? Dan ada apa dengan Pantai dan Gadis Berbaju Kuning? Lantas, apa yang terjadi dengan Label BH Merah Muda? Dan masih ada 17 kisah mengejutkan lainnya dalam antologi "Rainbow" yang penuh warna. 20 FF oleh 20 penulis dari berbagai daerah di Indonesia.

Buruan Pre-Order ya.... Harga spesial Pre-Order bula Rp. 38.515; tanpa ongkir ke seluruh Indonesia, hanya sampai 30 Juni 2013. Jangan sampai ketinggalan lhooo... ^_^

Untuk pemesanan, silakan transfer ke : BCA, no.rek : 025 – 577 - 5168 a/n : MUH YUSRAN Al RASYID, SE atau BNI - 029 961 8038 a.n Muh Yusran Al Rasyid

Jangan lupa SMS Konfrimasi transfer ke : 0852 999 33049 (Nama lengkap, Alamat pengiriman buku, No telp yang bisa dihubungi, no bukti transfer ke rekening) atau konfirmasi via inbox atau WA pada saya di 0856 4597 9981....

Happy Ordering.... ^_^
Preview Cover "Rainbow"

Rabu, 12 Juni 2013

Dicari: 20 Karya Flash Fiction untuk Dibukukan!


Yang sangat membahagiakan itu, ketika mendengar hasil karya kami diminati oleh sahabat dan kenalan nun jauh di seberang benua. Pekan ini, sudah ada yang pre-order dari Abu Dhabi dan Hong Kong. We-O-We banget dooong.. ^_^

Berminat untuk jadi bagian dari karya keren ini selanjutnya?
Simak catatan ini yaaaa..... >>>>>>>>>>>>>>>>>

***********************************************************************
Dicari : 20 Naskah Flash Fiction Untuk Dibukukan!

Syarat-syarat pengiriman naskah sebagai berikut :

1. Tema FF (pilih salah satu) : cinta, perjuangan hidup atau misteri/horor;

2. Boleh kisah nyata sendiri, terinspirasi dari kisah nyata teman, atau murni fiktif (rekaan);

3. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang benar dan komunikatif;

4. Naskah yang diikutkan karya asli (bukan jiplakan, terjemahan atau saduran), belum pernah dipublikasi dalam bentuk apa pun dan tidak sedang disertakan lomba serupa;

5. Naskah ditulis dalam format word;

6. Panjang FF 450 hingga 750 kata;

7. Twist ending (akhir yang mengejutkan);

8. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 naskah;

9. Cerpen dikirimkan dalam "lampiran" berupa file WORD, jadi bukan di badan email. Biarkan badan email tetap kosong;

10. Email diberi judul Namama spasi judul Flash Fiction misalnya: "Alexandra spasi "Dirimu Di mana?".

11. Kirimkan naskah Anda ke email : rinra.publishing@gmail.com

12. Naskah dikirim bersama surat pernyataan keaslian naskah, identitas KTP/Kartu Pelajar/Paspor/SIM/Kartu Keluarga (Pilih salah satu), foto diri pose bebas, profil singkat, beserta no HP dan alamat lengkap.

13. Memiliki buku Rainbow : 20 FF Twist Ending, terbitan Rinra Publishing


Info Pemesanan Rainbow

Segera rilis, Rainbow ; 20 FF Twist Ending!

Rainbow, antologi Flash Fiction yang unik. Singkat. Mengejutkan. Kisah-kisahnya sederhana. Namun, anda harus menuntaskannya untuk bisa tahu akhirnya.
Pre-Order Rainbow , dengan Special Price Rp. Rp. 38.515 free ongkir ke seluruh Indonesia.

Untuk pemesanan, sebagai berikut :

• Transfer ke : BCA, no.rek : 025 – 577 - 5168 a/n : MUH YUSRAN Al RASYID, SE atau BNI - 029 961 8038 a.n Muh Yusran Al Rasyid

• SMS Konfrimasi transfer ke : 0852 999 33049 (Nama lengkap, Alamat pengiriman buku, No telp yang bisa dihubungi, no bukti transfer ke rekening) atau konfirmasi via sms/WA pada nomor 085645979981


• 20 Penulis yang karyanya dibukukan, akan mendapatkan royalti bersama : 40%.

• Naskah diterima paling lambat 6 Agustus 2013. Namun naskah yang dikirim lebih cepat, lebih disukai.

Salam hormat,

Tim Rainbow

*copied and modified from: Umma Azura

Senin, 10 Juni 2013

PERMINTAAN



Sarmin menggenggam erat lembaran biru di tangannya. Dengan tergopoh ia bergegas mengambil sepeda kumbang yang disandarkannya di bawah pohon Sengon di tepi sawah. Lima puluh ribu itu, hasil perasan keringatnya seharian. Lima puluh ribu yang akan ia berikan pada Beki, anak ketiganya, untuk bekal ke sekolah esok.
“Kata petugas tata usaha uang BSMku sudah habis Pak, ndak bisa gratis lagi buku LKSnya.” Terngiang kata-kata anaknya pagi tadi, ketika ia baru saja meraih piring berisi nasi dan sambal korek yang disodorkan istrinya.
Segera Sarmin menggenjot sepeda kumbangnya. Pulang. Untuk segera menyerahkan uang itu pada anak lelaki satu-satunya yang masih sekolah. Dua kakaknya telah mengadu nasib di Jakarta. Kuli batu, tak lebih baik dari pekerjaan bapak mereka yang buruh tani, cuma baiknya mereka tidak menanggung hidup siapa-siapa. Sarmin hanya menuntut mereka untuk mencari bekal masa depan, tak ingin membebani mereka dengan kebutuhan pendidikan adik-adik dan belanja ibu mereka yang sesungguhnya terasa melelahkan bagi Sarmin.
“Pak, kalau bisa duitnya besok sudah dibayar, Beki malu ditagih terus sama pegawai koperasi.” Rengek anak remajanya teringat kembali. Dan pagi itu Sarmin muntab, tanpa sadar ia mengumpat dan mencecar anaknya dengan amarah karena merasa usahanya membanting tulang tak dihargai.
Kowe wis  gedhe. Seharusnya sudah bisa mikir. Masmu dulu sekolah Cuma lulus SD. Kamu bisa sekolah sampai SMP seharusnya bisa bersyukur. Bisamu cuma menuntut saja.” Dan omelan itu berlanjut, terus, sampai ia berangkat ke sawah.
Sarmin menggenjot sepedanya lebih kencang, beberapa puluh meter lagi sampai ke rumah mungilnya yang kian terlihat condong ke kiri karena sebagian bambu penyangganya telah lapuk. Rumahnya yang entah telah berapa tahun tak pernah dicat ulang, apalagi direnovasi. Dinding anyaman bambu yang dahulu berwarna putih itu koyak di beberapa bagian. Sarmin semakin semangat menggenjot sepedanya.
Ia menyandarkan sepeda begitu saja pada sebuah bangku kuno di teras rumah, satu-satunya peninggalan orang tuanya yang masih tersisa selain sepeda kumbangnya. Yang lain telah habis terjual untuk berbagai kebutuhan, termasuk sawah dan ternak. Sarmin segera masuk ke dalam rumah yang tak tertutup. Sepi. Ia memanggil nama istrinya, lalu anak ketiga, keempat, kelima, dan keenam, semua telah dipanggilnya. Tak ada sahutan.
Tangannya meraba saku. Uang lima puluh ribu itu masih di sana. Senyumnya mengembang. Kali ini Beki pasti bisa tersenyum lega dan membayar buku LKSnya dengan bangga. Tanpa mengangsur. Sekaligus uang itu menjadi tanda permintaan maafnya pada anak lelaki ketiganya itu atas omelannya tadi pagi.
“Min, kamu sudah pulang?” Lantang suara Yu Siyem, kakak iparnya, yang tinggal di rumah sebelah. Belum sempat Sarmin menjawab, ketika perempuan itu menyeruak masuk ke dalam rumah, terengah-engah. “Beki, dibawa ke puskesmas. Mendem. Habis nenggak obat pari.”
Perempuan itu berhenti di tengah ruangan, terhuyung oleh tubrukan badan Sarmin yang berlari tergesa keluar dan menyambar sepedanya. Lembaran biru di sakunya tak dipedulikannya lagi.

Glosarium:
BSM: Bantuan Siswa Miskin
LKS: Lembar Kerja Siswa
Sambal korek: sambal yang terbuat dari cabai, terasi dan garam, dengan edikit perasan jeruk nipis
Muntab (Jawa): marah
Kowe wis gedhe (Jawa): kamu sudah besar
Mendem (Jawa): mabuk, keracunan
Nenggak (Jawa, kasar): minum
Obat pari: sebutan untuk pestisida dan sejenisnya yang digunakan pada tanaman padi