Ingin Jadi Operator Alat-Alat Berat
Suatu sore sekitar dua tahun yang lalu, saat melewati
sebuah proyek pelebaran jalan lintas propinsi, Alfan menunjuk sebuah escavator dan bertanya, “Apa itu, Ummi?”
Aku menjawab, “Itu namanya escavator,
Dik. Mobil keruk.”
Sesi tanya-jawab berlanjut seperti
biasa. Tak disangka sejak hari itu Alfan kami jadi sangat antusias bila melihat kendaraan
besar yang mayoritas berwarna kuning itu. Kekagumannya pada kendaraan yang memiliki
“cangkul” seperti belalai di depan kendaraan itu semakin menjadi dari hari ke
hari.
Di hari yang lain ketika kami
sekeluarga sedang dalam perjalanan berkunjung ke rumah dinas Pak Puh Haqi di Gresik, Alfan yang duduk di sebelah Bapak (ayah Abi) yang sedang menyetir
berteriak, “Bapak, itu mobil keruk kok nggak ada keruknya?”
Bapak yang sedang menyetir menjawab,
“Itu namanya mobil derek. Mobil Kren.” (Tulisan kerennya sih Crane, hehe).
Dan jadilah sepanjang jalan memasuki
kota Gresik yang padat area proyek itu Alfan tak henti menyebut dengan histeris
setiap kali melihat escavator dan kren, baik yang sedang beroperasi maupun
tidak.
Tak cukup bertanya dan menyebut. Beberapa
kali kami, para orang tua, termasuk Akung (ayah saya) dan Bapak,
harus rela duduk di tepi jalan menunggui Alfan yang asik menonton escavator dan teman-temannya.
Plus harus siap jawaban paling cerdas untuk pertanyaan-pertanyaannya yang
kadang tak terduga. (Sampai hari ini saya masih seringkali gagap menjawab
pertanyaan Alfan yang kadang unbelievable). Siap pula dengan hafalan nama
alat-alat berat, mulai dari Escavator, Dozer, Crane, Compactor, yang terakhir
ini saya baru tahu bahasa kerennya, karena selama ini kami menyebutnya “Slender”,
ada juga yang nyebut Weles, kata Pak Puh Haqi orang Surabaya nyebutnya Sepur
Tumbuk. :D
Dan tercetuslah angan-angan cerdasnya.
“Alfan pengen jadi supir Mobil Keruk,
sama Kren, sama Slender, sama Mobil Aspal, sama Odok-Odok.” Alfan
seringkali berujar dengan bahasa balitanya. Kendaraan terakhir yang disebutnya
merujuk pada Traktor dan Huller.
Sampai suatu hari di Arena Ketangkasan Wisata Bahari Lamongan, Alfan bisa membayar obsesinya menjadi operator escavator.
Walaupun hanya permainan. Beberapa koin yang masing-masing seharga lima ribu
rupiah untuk 3 menit mengoperasikan mini escavator di Arena Ketangkasan Wisata
Bahari Lamongan pun terbeli untuk memenuhi rasa penasarannya. Dan kini, bila
ditanya masihkah ia ingin jadi operator alat-alat berat, dia menjawab disertai
harapan, “Pengen coba nyetir Slender, Bulldozer, Odok-Odok, semuanya.”
Semoga harapanmu terkabul, Nak.
Ukirlah masa depan seindah mungkin dalam angan. Kami yang akan mengantarmu menyiapkannya.
Kelak, masa depan itu sepenuhnya berada di tanganmu untuk memilihnya. We love
you, Alfan. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar