Laman

Kamis, 28 Februari 2013

Pesona Air Terjun Nglirip

Bila anda melihat latar belakang blog ini, terlihat gambar sebuah air terjun bukan? Itulah air terjun di kampung halaman saya, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kami menyebutnya air terjun Nglirip. Entah mengapa disebut Nglirip, sepertinya saya masih harus menggali informasi lebih dalam lagi. Yang jelas, air terjun ini, dan mata air besar yang menjadi hulunya, adalah berkah bagi kami. Kontur tanah yang berbukit di kampung kami yang dikelilingi oleh hutan di jajaran Pegunungan Kapur Utara di sebelah utara dan hamparan lembah nan subur di sebelah selatan itulah yang menjadikan kampung kami terberkahi oleh sebuah air terjun nan cantik.

Ketika saya kecil, saya pernah membayangkan ada sebuah pembangkit listrik tenaga kincir air di bawah air terjun itu. Tapi setelah dewasa saya jadi ngeh mengapa pemerintah Hindia Belanda dulu tak membangun kincir air disana, melainkan hanya membangun sarana irigasi yang disodetkan dari aliran air di hulu air terjun yang dibendung, yakni karena palung di bawah air terjun ini terlalu dalam. Palung inilah yang seringkali memakan korban, karena itulah pengunjung dianjurkan untuk tidak berenang di bawah air terjun ini.

Keindahan air terjun Nglirip menyimpan kisah legenda Puteri Nglirip yang konon adalah penjelmaan seorang putri Adipati yang menyepi dan muksa di dalam gua di bawah tebing air terjun ini karena kekasihnya dibunuh oleh pesuruh ayahandanya. Konon, Puteri Nglirip ini, bersama dayang-dayangnya, kadangkala muncul menjelma dan turun ke kampung, menjual kain batik atau gerabah. Sampai tahun ke 29 usia saya kok ya belum pernah bertemu, mungkin belum jodoh atau bisa jadi dia takut saya ketularan cantik (ngarep.com. hehe).
Menikmati keindahan air terjun ini paling cocok dilakukan pada awal musim kemarau, dimana cuaca aman terkendali, jauh dari bahaya air pasang, dan air yang mengaliri sungai terlihat jernih kebiruan.

Kira-kira satu kilometer dari air terjun ini, ke arah hulu, terdapat dua mata air besar yang kerap dikunjungi warga sekitar yang memanfaatkannya untuk keperluan sehar-hari. Sumber air yang pertama terletak di tepi jalan raya Singgahan-Montong, disebut Sumberan Tekek (tokek, Jawa). Sumber air yang kini berbentuk pancuran ini dimanfaatkan warga sekitar untuk mencuci kendaraan roda dua dan untuk keperluan sehari-hari. Sumber air berikutnya adalah sumber air terbesar yang menyumbang sebagian besar debit air bendungan Nglirip, terletak di bawah sebuah pohon besar di tepi sungai, dinamai Sumberan Krawak. Airnya jernih dan dingin. Kolam air yang terpisah oleh bebatuan di pinggir kali itu mengalir tenang, kontras dengan derasnya jeram yang mengalir di hulu dan hilirnya.

Kalau anda hobi backpacking, hiking, atau camping, lokasi ini sangat cocok untuk berkemah sambil menikmati alam yang masih asri.
Untuk menjangkau lokasi ini, dari arah kota Tuban melewati rute Tuban - Montong - Singgahan, lokasi ini terletak tak jauh dari perbatasan kecamatan Singgahan dan Montong.
Dari arah Bojonegoro rute yang ditempuh adalah Bojonegoro - Parengan - Singgahan, belok kanan di pertigaan Anjlok ke arah Montong, menuju perbatasan kecamatan Singgahan dan Montong.

Dari arah Rembang, rute Rembang - Pamotan - Jatirogo - Singgahan, belok kiri di pertigaan Anjlok ke arah perbatasan kecamatan Singgahan dan Montong.

Dari arah Blora, rute Blora - Jatirogo - Singgahan, belok kiri di pertigaan Anjlok ke arah perbatasan kecamatan Singgahan dan Montong.

Dari arah Cepu, rute Cepu - Banyuurip - Senori - Singgahan, belok kiri di pertigaan Anjlok ke arah perbatasan kecamatan Singgahan dan Montong.

SELAMAT MENCOBA
SELAMAT MENIKMATI INDAHNYA ALAM CIPTAAN TUHAN

Senin, 25 Februari 2013

SHADOW

Why should we wander across the ocean?
Just to find the shadow of our soul
While the sun doesn't yet shining
And the moon had went over the lining

Why should we hang our heart up on the heaven?
Just to realize that there is no way to hold
Better we say this isn't the feeling
Which our heart have been dreaming

Why should tears soaking our eyes?
While rainbow's still dressing the cloud
Where it thaws the snow drops
Therewith our thirst had gone out
When these heart find it place and lays

Oh, thee sad-less heart we should have
Come and sing along with me
Where the dew is condensing the meadow
And birds are chirping their joy you see

Why don't we let the sunshine drifting the shadow?
And let the moon take it in her nightly journey
Why don't we let the wind has our dream to blow?
And we too follow wherever it will be
'Cause we are merely just shadow






Pendaftaran Just Write 2

Silakan dibuka tautan di bawah ini bagi teman-teman yang tertarik untuk menyelami dunia tulis-menulis.
Semoga bermanfaat.
Ganbatte kudasaii

Pendaftaran Just Write 2

KEMUNING




Bila kau cium wangi itu, kekasih
Wangi yang menggoda hasratmu menyentuhnya
Mengundang anganmu melukisnya
Memaksa matamu menikmati putihnya
Menjauhlah
Sebelum kau semakin tergoda

Jangan kau coba sentuh, kekasih
Hanya akan lukai kuntumnya
Musnahkan indahnya
Berhentilah
Sebelum kau kehilangan dia

Ia putih dan cantik
Kita sama-sama mengerti
Ia harum dan molek
Akupun pahami
Ia menggoda indera
Aku sangat pahami

Tahan
Perlahan
Maka nikmatnya abadi buatmu
Sampai pada waktu ia gugur layu
Setelah penuhi janjinya padamu
Yakni, berikan suci harumnya
Putih rekahnya
Hanya padamu
Itulah yang kita sebut
Cinta

Sabtu, 23 Februari 2013

SAFAR KALA SUBUH



Semburat jingga terbit di ufuk
Awan menyangga bayang rembulan
Melengkung tipis bak alis sang bidadari
Perpaduan aroma menebar jagat desa

Harumnya
Asap tungku
Kembang jagung
Sambal urap
Kenanga
Kotoran sapi di pagi hari

Dimana dikotamu kau bertemu alam seramah dusunku?
Adakah disana bukit-bukit menyangga pelangi?
Seperti di tempat ini?
Dapatkah kau nikmati kerlip bintang malam tadi di tengah gemerlap lampumu?
Adakah atap kotamu terhampar luas layaknya langit kami?

Aku tak pernah ke kota
Tertawalah
Tapi kau tak bisa bernafas lega disana
Dan aku terus berseru
Ayo, pulang ke desa!
-otw fr0m MU 2 Jojogan, chilling 0n d bike-

Sekeping Kenangan di Tepi Dam Merakurak



Ada cinta yang terkenang di tepi bendungan Merakurak
Pada pucuk-pucuk sagu yang menari
Bersama balam dan tekukur berdendang meningkahi
Kala sang mentari berpamitan pada senja
Dan laki-laki selesai mandi

Aduhai sayang
Tidakkah kau lihat buai angin pada permukaan
Air yang tenang mengiring tarian ganggang
Hijau berombak dalam bening kenangan?

Aduhai kasih
Masihkah kau ingat belai daunan sagu pada batangnya?
Dalam tarian itu kugerakkan cinta dialun nada
Nyanyian tekukur dan desis buluh enau

Ada rindu yang tertinggal di bening tenang arus sungai
Disambut kutuk dan belut yang berkejaran di sela akar enceng gondok
Ada cerita yang dulu kudendangkan bersamamu
Disini
Di tepi bendungan kasih suci
-MU.10.02.13-

Jumat, 22 Februari 2013

Berbagi Puisi

Menjelang peringatan Maulid Nabi SAW di lembaga tempat saya bekerja, semua sibuk menyiapkan tetek bengeknya. secara spontan panitia menyerahkan tanggungjawab mengunduh puisi yang sedianya akan dibaca oleh para siswa dalam lomba baca puisi. Karena kesulitan menemukan puisi yang pas untuk kelas siswa SMP, saya iseng-iseng menulis sendiri empat puisi pendek yang Alhamdulillah diterima oleh panitia lomba. Silahkan di-copy untuk dipergunakan sesuai keperluan. Segala jenis pelanggaran anda sendiri yang menanggung dosanya yaaa.....



Ketika Ia Datang
(Karang Cenik)

Hari itu, cahaya api menyelimuti kota Mekah
Hari itu, langit seakan merekah dalam amarah
Hari itu, Ababil membawa bara api Sijjil, melempari tentara Abrahah
Hari itu, ketika umat manusia terpaku dalam gundah

Rabiul Awal hari ke dua belas
Mekah tak henti bersorak balas
Rahim Aminah melahirkan cahaya
Bagi kota Mekah nan mulia
Membawa syi’ar sang Maha Benar
Membawa pelita terang bersinar

Jaa’a Ahmad
Jaa’a Ahmad

Telah datang Sang Terpuji
Yang  terjanji dalam Injil dan Taurat
Utusan Ilahi Rabbi
Pembawa tuntunan syariat

Ketika ia datang, segala masygul lenyap hilang
Ketika ia berjalan, langit dinaung sang awan
Bila ia berperang, malaikat turun turut berjuang
Bila ia berdoa, arsy berguncang mengaminkan
Ialah Muhammad, kekasih hati tersayang


Petuah Nabi
(Karang Cenik)

Akulah pemurah
Maka rajinlah kau sedekah
Kelak di surga dibuatkan untukmu rumah megah

Akulah penyayang tetangga
Maka cintailah tetangga dan handai taulan
Kelak jadilah engkau makhluk mulia
Bagi malaikat juga Tuhan

Akulah pemaaf
Maka berilah ampun bagi yang salah
Kelak ampunan Allah akan tercurah
Bagi segala salah dan khilaf

Akulah pecinta miskin dan yatim
Maka cintailah si miskin dan si yatim
Dan kau – aku kelak di surga menjadi intim

Akulah pemberi syafaat
Maka sampaikan padaku banyak selawat
Kelak kan kusebut mesra namamu di akhirat
Kubawa kau ke surga bersama para ummat

Adalah kawan itu petuah Nabi
Terkandung dalam hadist dan sunnah
Marilah kawan kita ikuti
Agar hidup menjadi berkah


Rindu Muhammad
(Karang Cenik)

Ya Muhammad
Ku rindu kau sangat-sangat
Andai bisa
Ku ingin bertemu Baginda

Ya Nabi
Risalahmu ku ikuti
Bila dapat
Ku turutkan segala syari’at

Ya Rasul
Kepadamu kami bertawassul
Seumpama mungkin
Bersamamu masuk surga ku ingin

Ya Habibi
Terima kasih padamu dari kami
Atas cinta muliamu tiada peri
Hingga sebelum wafatmu kau panggil kami
“Ummati, ummati...”


Salam Muhammad
(Karang Cenik)

Aduhai Nabi
Salam bagimu
Kuniatkan hati ikuti petuahmu

Aduhai kekasih hati
Selawat atasmu
Kuluruskan langkah jalani syariatmu

Aduhai lentera hidup kami
Rindu kami pada teduhmu
Dasarkan hidup pada sunnahmu

Aduhai Sang Terjanji
Syafaatmu kami tunggu
Panggil kami kelak dalam barisanmu

Aduhai Muhammad
Pimpin kami kelak di akhirat
Sebagaimana janji Allah atas syafaat
Bagi ummat berkirim shalawat