Laman

Jumat, 24 Mei 2013

Cita-Cita Alfan (2)

Ingin Jadi Chef

Cita-cita anak selalu berubah sesuai dengan perkembangan usia dan daya nalar anak. Anda dapat memberi contoh agar anak mau mengembangkan imajinasi dirinya atau mengidentifikasikan dirinya jika sudah dewasa ingin menjadi apa drinya. (Rames Sulaiman)

Setelah ingin jadi operator alat berat, kali ini apa yaa?




Alfan memang “berbeda” dari teman sebayanya. Bila teman sebayanya di lingkungan kampung kami akan menjawab menjadi dokter, guru, tentara, atau polisi. Alfan seringkali memberikan jawaban mengejutkan bila orang lain bertanya hendak jadi apa ia kelak. Seperti siang itu, ketika seorang anak tetangga bercerita bahwa kelak ia akan jadi tentara yang gagah dan keren (lingkungan rumah Akung berada di belakang koramil dan anak-anak biasa bermain di lapangan bulu tangkis di sebelah koramil); Alfan dengan lantang menjawab: “Aku mau jadi Chef.” Dan ibu-ibu yang “mengawal” putra-putri mereka bermain tertawa serentak.
“Chef? Mengapa tidak? It’s a good profession. Cita-cita yang bagus.” Kata suami saya ketika saya lapor pada beliau. Saya pikir juga begitu. Tapi... Mengapa banyak yang bilang kebiasaan dan cita-cita Alfan patut “dipertanyakan” kelayakannya ya?
Well. Sejak usia setahun dan pindah ke kontrakan, jagoan saya memang sering saya ajak masuk dapur bila saya sedang memasak. Hingga hari ini, hal yang paling menyenangkan adalah ketika berada di dapur bersamanya. Seru dan beraneka rasa. Apalagi kalau dia sudah mulai ribut mau masak dengan “resep”nya sendiri dan minta “jatah” sayuran, lauk, tepung, dan bumbu yang sama dengan yang saya olah. Belanja dobel deeeehhhh... :p
Daaannn..... Tahu tak program favorit Alfan di televisi? Acara promo perabot masak. Wew. Kebayang dong gimana kedernya emaknya setiap kali nonton tivi diharuskan menyaksikan promo perabot masak yang itu-itu saja di stasiun tivi yang itu-itu juga. :D Yaaah, boleh lah.... Daripada anak saya jadi pecandu sinetron, mending jadi penggemar iklan wajan, panci, blender, pisau dan kawan-kawannya. Hihihihii... :p
Bagi saya, hobi memasak bagi anak laki-laki itu unik, dan patut dilestarikan. Mengapa tidak? Dapur bukan hanya area ibu-ibu dan remaja putri saja kan? Anak-anak, laki maupun perempuan, juga boleh kan? Meski seringkali ia hanya memasak puding dan sejenisnya, oke-lah buat ukuran anak seumurnya. Bumbu dapur, lumayan hafal. Alat dapur, apa lagi...
Sekarang... Di usianya yang lima tahun lebih seminggu, Alfan sudah bisa membuat pan cake sendiri (Sayang ya, pan cake-nya lupa nggak difoto, keburu habis. Hehe). Tentu dengan arahan Umminya yang chef amatiran ini. :p

Dan ketika beberapa minggu yang lalu saya mengeluhkan kompor gas warisan jaman baheula itu sudah rusak sebelah tungkunya. Alfan berkata: “Besok, kalau Adik sudah jadi Chef, Adik belikan Ummi kompor gas yang bagus ya. Yang tungkunya tiga, biar bisa buat manggang ayam.” Wow. Senangnyaaa.... semoga kelak tidak lupa ya sayaaang...
So, menjadi Chef? Why not?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar